Sabtu, 05 Januari 2013

Kepak Sayap Merpati Putih


Tertunduk layu,menghitung lirih alunan waktu.
Mata terpejam,hati terdiam dan semakin tenggelam.
Menatap symfony,terdengar lembut biasan hati.
Dahulu gagak,kini beranjak menjadi merak.
 Sesekali ragu menghadang,badai mengguncang namun hati tetap tegar menatap impian. Bukan tanpa halangan,tanpa godaan hanya tekat yang slalu membangkitkan. Bersama ayunan sayap burung layang-layang,kepak sayap merpati putih tak ‘kan pernah terhentikan. Hidup adalah pilihan,masa depan adalah perjuangan dan belenggu harusnya dimusnahkan. Tak ‘kan pernah pudar keyakinan di hati,tersemai senyum menyambut mentari. Tak peduli hujan maupun badai,saat semua berlalu pelangi ‘kan hadir damaikan diri.
Tertitik bening air mata,tertatap sinis kejam dunia. Hati tergetar,menghalau caci nyaring terdengar. Namun bibir serasa terbungkam,tak hendak memaki ataupun menghujam. Lembut belai angin membawa pesan,bangkitlah wahai adikku sayang. Walau ku bukanlah burung elang,ku hanyalah seekor burung layang-layang. Genggam erat sayapku terentang,terbang bersama menghempas gelombang.
 Detik berlalu meninggalkan tanya,kemana diri hendak dibawa. Berbekal asa dan sebilah doa,badaipun ‘kan mampu diterpa. Masa lalu hanyalah sepenggal dari cerita. Tak peduli,apakah putih ataukah hitam. Yang terpenting adalah sekarang,dan hari esok yang ‘kan datang menjelang. Dia sempurna,hanya perlu waktu ‘tuk jadikannya nyata. Sejernih embun pagi,sehangat sinar mentari,dan seharum bunga melati. Berjalan seorang diri,menyisir hari mengejar mimpi. Namun semangat tak pernah sirna,walau hanya satu yang berjalan bersama. Bersama merajut cita,bersama berbagi cerita. Walau mungkin tak selamanya,namun hingga saatnya tiba,biarlah waktu pahatkan tawa.. Kepak sayap merpati putih,menghempas sepi,melesat pasti menyambut mimpi,....


Terbaring bersama gelapnya malam,berselimut dingin yang kini mencekam. Terbisik ragu,pahatkan rindu,hangat mentari datang menjelang. Terasa kini sesal dihati,akankah esok ‘kan slalu begini. Lelah sudah kaki melangkah,berharap hadir hari yang cerah. Malam kini tiada bintang,rembulan tersekap dibalik awan. Hadirkan lamunan,tentang mimpi dan masa depan. Semua laksana pelangi,makin dikejar makin menjauhkan diri. Namun putus asa bukanlah akhir dari cerita,teringat janji sejukkan hati. Demi seseorang yang mungkin kecewa,jika diri terengkuh derita. Saat ini adalah rembulan pertama,bersama dengan dua belas kali ia merasakan hangatnya sinar mentari. Termenung sendiri di telaga sunyi,berharap sang Dewi ‘kan kembali bernyanyi. Dengan senyum ceria,dimana bunga-bungapun akan merekah karenanya,.. Tapi ntah kemana ia kini,menembus sunyi tepikan diri,.....


Bersambung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar