Jumat, 04 Januari 2013

Perjalanan


Sebuah kisah tentang burung layang-layang,terbang bebas menembus langit tiada batas. Matanya tajam,menatap jauh membumbung tinggi menyambut masa depan.Tiada kawan,namun tetep tegar menghadapi rintangan yang datang menghadang. Hanya bertemankan harapan,menyisir hari mengejar mimpi. Terkepaklah sayapnya,mencoba 'tuk berpacu dengan waktu yang semakin tak tentu. Perputaran dunia,membalik angan,.menyamarkan antara hayal dan kenyataan. Saat hari beranjak pergi,malam datang membawa kesunyian.Sedikit sisa-sisa tenaganya membimbing pulang menuju peraduan. Berpijak pada ranting-ranting dahan,berpayung dedaunan dan berselimutkan dinginnya malam. Matanya terpejam,dalam hati tertanam sebuah harapan. Berharap masih dapat merasakan hangatnya sinar mentari esok pagi.Hasratnya melayang terbang tinggi menembus mimpi. Seiring alunan waktu,keletihan membawanya jauh perlelap dalam pelukan malam. Dengan menggenggam pertanyaan,adakah hari esok 'kan datang menjelang,...?? 
 .........................................................................................................

Secerca cahaya harapan terlihat dari kejauhan,kelamnya malampun kini terhapus indahnya fajar. Hangat cahaya mentari,membimbingnya kembali terbangun dari mimpi,.. Matanya terbuka,tubuhnya terguncang menghempas titik titik embun yang membasah jauh merasuk hingga menembus kalbu. Matanya menatap tajam,menantang langit luas 'tuk mencari makna kehidupan. Merentang kedua sayapnya,dengan hentakan kaki ia melesat pasti menghempas sepi. Dalam hati berbisik,mengharap setitik keadilan sebagai makhluk Tuhan yang telah terciptakan. Berjuang meniti kehidupan di atas goresan indah tangan Tuhan. Menyelam di antara lebat rerumputan,mencoba mencari sesuatu 'tuk menyambung kehidupan.

Mentari beranjak tinggi,berselimut awan awan hitam yang merangkak turun dari puncak pegunungan. Tebal dan semakin tebal,hingga terik yang terasapun kini mulai sirna. Hanya bayangan kegelapan,menghapus keceriaan,membuka tabir-tabir kebinasaan. Tersambut angin kencang,yang slalu menghempas kala diri hendak menepi mencari pijakan kaki. Setelah selang waktu berlalu,titik air menetes dari celah-celah langit laksana tangis. Dan semakin lebat,bagaikan jutaan anak panah yang siap menghujam setiap insan yang berdiri menghadang. Bagai diri yang terengkuh sepi,ia tak pernah peduli tentang segala yang tengah terjadi. Baginya semua hanyalah ilusi,. Sekarang datang,suatu saat pasti akan pergi bagaikan mimpi,...

Namun ia bukanlah makhluk yang tak punya hati,setiap yang terjadi tersimpan rapi bagaikan melodi. Bahkan saat ini,masa lalu perlahan mulai datang menghantui. Tlah terpahat dalam ingatan dan tak 'kan mungkin dapat terlupakan. Kala hitungan rembulan tepat sepuluh kali pergantian,dan mentari tiga kali menghangatkan bumi. Saat terjaga dipagi hari,ia merasakan harum semerbak bunga melati. Setiap pagi sepanjang musim semi selalu setia menemani. Dengan senyum dan kehangatan yang perlahan mulai merasap mengisi sanubari. Ia hadir bukan sebagai belahan hati,.lebih dari itu,ia menawarkan diri sebagai sahabat sejati. Sebuah jalinan yang indah,melebihi segala yang ada di atas bumi. Diwaktu pagi,bersama berlari mengejar mimpi,. Saat senja,tetap bersama berbagi cerita. Namun semua 'tlah berlalu,sirna tersapu alunan waktu. Entah mengapa,bahkan ia sendiripun tak pernah tahu,.. Satu yang sampai saat ini tak pernah berhenti ia sesali,.. Rajutan kata-kata terimakasih yang 'tlah lama terpendam belum sempat terucapkan. Hanya tersisa indah kenangan dalam hati,seindah mengenang pelangi saat diri tersudut dalam hempasan hujan dan badai. Atau seperti saat ini,berharap setitik kehangatan ketika rasa dingin mulai merasuk kedalam hati,........

Rasa dingin yang begitu menyiksa,..menusuk,merasuk melemahkan jiwa. Di tengah badai yang tak kunjung reda,hanya mampu berusaha agar hati tak berburuk sangka atas putusan sang pencipta,.. Ia percaya,ketika semua sirna,.pelangi 'kan menjelma menyejukkan jiwa. Satu,dua,tiga,..detik detik waktu yang tak pernah berjeda. Semakin berlalu meninggalkan makna,. Entah apa,hari ini ataupun lusa,.. Tak perlu kata kata,cukup hanya membuka mata dan semua terasa begitu sempurna. Setiap yang ada akan tiada,satu binasa lainnya menyapa,..tak ubahnya sebuah drama. Kadang mata hendak terbuka,namun diri terasa tak berdaya. Terpaku ilusi yang dianggapnya ada,terjerat arogansi mengekang raga. Terhembus angin mengiring senja,membawa diri entah kemana. Mencari seberkas tawa,di antara elegi dan dilema. Tak beranjak pergi,menanti mimpi menjadi nyata. Walau kelak pasti binasa,namun semua apalah artinya. Berbekal asa membalut jiwa,terbang tinggi menggapai cita. Menatap hening langit senja,.sebening hati tiada prasangka,......

Walau senja 'tlah terusir gelapnya malam,namun mata masih enggan terpejam. Entah apa yang ia pikirkan,ataukah 'tlah lelah mengusung badan. Kelam malam makin mencekam,tersamar rembulan tertutup awan. Berayun ramah dedaunan tempat bernaung dari hempasan angin mengoyak ketegaran. Menyusup di antara ranting dan dahan,'tuk menggapai puncak pepohonan,.tempat memandang dunia dengan leluasa. Namun sepanjang yang dapat ia lihat hanyalah kegelapan dan titik titik air membelai dedaunan. Kini lamunan mulai datang mengisi angan,tentang bintang-bintang,.tentang senyum manis sang rembulan,.dan tentang esok hari yang mungkin 'kan datang menjelang. Dan juga tentang harapan yang sampai saat ini tetap membimbingnya meniti langkah melengkapi perjalanan. Ia tak pernah percaya akan akhir sebuah harapan. Di dalam hatinya bersemayam berjuta harapan yang menunggu 'tuk terwujudkan. Walau mungkin bukan sekarang,suatu hari pasti 'kan datang hadirkan senyuman. Sebelum sang takdir merengkuh badan,sebelum ajal menjerat hati dan pikiran. Tiap haru dan rindu bersatu padu di dalam angan. Kala diri tersudut sepi slalu datang hadirkan harapan. Tiap yang berlalu meninggalkan kenangan. Segala yang menunggu mengharapkan perjuangan. Dan segala yang dicapai harusnya keindahan. Tetap berjalan,walau keadilan seringkali tak pernah ia rasakan. Melaju menjemput impian,yang kian terhempas derasnya kemunafikan. Menanti janji yang terdendangkan dari auman kehidupan. Tetes peluh yang berhamburan,adalah bukti satu dari berjuta perjuangan. Hati yang slalu meyakinkan,saat diri mulai ragu akan adanya Tuhan. Namun sampai kapan semua 'kan mampu bertahan,...??



Gelap hati seakan terpejam,.menjerat diri lesu dan terdiam. Mulai merangkak,mengejar arah nafas kebenaran. Menuai sesal hilaf langkah tlah jauh tertinggal. Sayu mata mulai memandang. Haru biru samudera terbentang. Tanpa ragu,walau rintangan masih saja datang menghadang. Menerjang liku,deras,panas dan gelombang. Namun senyum kini tlah terkembang,mengisi hari,sunyi tergantikan. Sejenak terpaku kelam kehidupan,yang mulai tersapu senyum kedamaian. Masih tertumpu di dua kaki,menghentak pasti merengkuh mimpi. Bersama arah lelap mentari,berserah diri membasuh hati. Sayapnya melintang,menghempas badai yang datang menjelang. Dunia baru yang datang menantang,hadirkan haru dalam kenyataan. Menanti bahtera yang segera datang,.tersambut luas cakrawala terbentang. Kokoh kini sayapnya menghadang,menyambut damai mentari menjelang. Walau kini tinggallah kenangan,keyakinan dihati berikan pedoman. Tanpa kata,hanya sebilah doa. Meraih cita,tebarkan tawa. 

Dalam belukar yang gelap,pengap dan penuh duri. Terlihat merpati putih tampakkan diri. Cantik,hanya lembut bulunya sedikit kusam,ternoda masa lalu yang kini terpendam. Bening mata pancaran jiwa. Terbang bersama menyambut cita. Tak peduli sinis pandangan mata dan lolongan srigala yang kini mencerca. Kepak sayap merpati putih dan ayunan sayap burung layang-layang kini tlah bersama,merangkai harmoni hiasi senja. Walau tak ‘kan ada yang abadi disana,setidaknya biarkan mereka bersama mengukir cerita. 


 Gelap hati seakan terpejam,.menjerat diri lesu dan terdiam. Mulai merangkak,mengejar arah nafas kebenaran. Menuai sesal hilaf langkah tlah jauh tertinggal. Sayu mata mulai memandang. Haru biru samudera terbentang. Tanpa ragu,walau rintangan masih saja datang menghadang. Menerjang liku,deras,panas dan gelombang. Namun senyum kini tlah terkembang,mengisi hari,sunyi tergantikan. Sejenak terpaku kelam kehidupan,yang mulai tersapu senyum kedamaian. Masih tertumpu di dua kaki,menghentak pasti merengkuh mimpi. Bersama arah lelap mentari,berserah diri membasuh hati. Sayapnya melintang,menghempas badai yang datang menjelang. Dunia baru yang datang menantang,hadirkan haru dalam kenyataan. Menanti bahtera yang segera datang,.tersambut luas cakrawala terbentang.

 Menatap mega,meraba hati menggenggam asa. Terdendang tawa,menyibak waktu terbitkan haru. Gejolak samudera tak jua reda,menanti surya hangatkan raga. Terasa iba ,menatap mawar terjerat belukar. Laksana domba,.terpedaya riuh kawanan srigala. Tak kuasa mengelak,menggenggam derita terbalut tawa. Terpejam mata dunia gelap terasa. Kala terbuka,,hanya senyum penuh nafsu yang tampak olehnya. Dunia oh dunia,apakah ini semua adil untuknya. Satu senyum simpul,bisikkan kata,hadirkan tegar dalam jiwa. Hingga kaki melangkah pergi,tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Hanya doa yang jauh tergema,s’moga dia ‘kan baik saja.


Senja beranjak,.membawa sepi mengikat hati. Terbisik rindu,menghempas mimpi tumbuhkan haru. Kelam malam berhias bintang,sepi hati terengkuh sunyi. Menunggu,menepi dan menanti,.berharap waktu ‘kan tunaikan janji. Merah memudar,.putih kelam sesakkan dada.

&;Panas mentari kian memudar,.menatap senja lemahkan jiwa. Merah merona yang dulu dirasa,.kini entah hilang kemana. Badai yang terlewatkan,.pelangi yang didamba mungkinkah ‘kan juga sirna,..?? Tak mampu lagi lukiskan senyum,kaki tertapak dan tak pula hendak beranjak. Kiri,.kanan,.ataukah depan,..?? kemana langkah selanjutnya ‘kan mengarah,..?? menunggu,.menanti apa yang seharusnya ia miliki. Pagi yang indah,.hari yang cerah,.apakah semua hanya tinggal kisah,.?? Bintang-bintang,.melati dan kini merpati,.. kerinduan yang terpendam,.perlahan kini tlah datang menjelang. Hentikan langkah menuai resah. Kini hari ‘tlah berganti sudah,meninggalkan waktu yang dahulu indah. Sejak dahulu masih di sarang dan kini mulai bertualang. Senyum ramah,.tawa ceria,.hingga haru sendu yang lambat laun tercabik waktu. Yang kali ini berharap menjadi senja yang berbeda,. Berharap samudra ‘kan mendengar panggilannya. Demi keluarga,.sahabat dan seseorang di sana. Namun harus bagaimana ia kini,.hanya keinginan yang ia miliki. Semoga kali ini tiada lagi penyesalan yang ‘kan datang menjelang,..


 Lagi,.sendiri ia menebar mimpi. Tanpa kata,.hanya pesan yang ia dapat tinggalkan. Senyum dan rindu kini berpadu semaikan haru. Demi merpati yang hendak terbang tinggi,.demi senyum yang ia ingin nikmati. Beranjak kini ia pergi,.tinggalkan merpati meraih mimpi.
"Selamat tinggal merpati putih,..saatnya kau beranjak dari sarang. Semua pesan yang ku tinggalkan,jadikanlah sebagai pedoman. Masa depan,.hanya kau yang dapat ciptakan. Entah putih ataukah hitam,dari sekaranglah mestinya kau tentukan. Tak peduli harus terjatuh,.terhempas ataupun tenggelam,.satu hal yang mestinya kau perjuangkan. Inilah dunia,.semua bisa saja terjadi di dalamnya. Jadilah yang terbaik dengan segala yang kau punya. Gapailah mimpi,.jadikan hayalmu menjadi nyata. Tanpa air mata,.berlarilah dengan senyum dan tawa. Jika suatu saat rasa ragu mendera,.pejamkan mata dan temukan jalanmu di dalam jiwa. Selamat tinggal merpati putih,..ini adalah sebuah perjalanan yang sangat bermakna. Dan tawamu lah yang menjadikan semua terasa begitu sempurna,...."




Bersambung,.......




Tidak ada komentar:

Posting Komentar